Minggu, 14 Oktober 2012

Diary of a Job Seeker


Cari kerja itu sulit. Ya aku membenarkan pernyataan itu.


Saat kuliah dulu aku selalu bercita-cita untuk dapet kerja dan menjadi wanita karir dengan gaji yang besar. Saat mengerjakan skripsi, aku banyak dapat masukan seputar mencari pekerjaan dari kakakku. Dalam waktu kurang dari setahun setahun karir kakakku sukses dan gajinya besar. Aku kemudian memikirkan, “ahh.. aku ingin seperti kakakku”. Saat ijazah berada di tangan, keinginan untuk menjadi seperti kakakku makin besar dan aku ingin sekali menjadi seorang kepala cabang/kepala seksi/kepala bagian di usia muda, di mana pasti akan sangat hebat jika seorang perempuan menjadi pemimpin. Itulah yang membuat aku memilah-milah posisi saat mencari lowongan pekerjaan, seperti MT, MDP, ODP, ataupun posisi lainnya yang kedepannya akan berproses untuk menjadi seorang pemimpin.

Dan ternyata itu susah, cukup berat tesnya dan juga saingannya tentu banyak sekali, karena posisi-posisi itulah di mana membuka peluang untuk semua jurusan. Aku sendiri saat mengikuti tes-tes tersebut, selalu tersingkir di tahap-tahap awal. Aku jadi menyadari kalo aku memang belum bisa berkompetesi dan  masih perlu belajar lagi dalam mempelajari tes tersebut.

Aku pernah mengikuti sebuah job fair, saat masuk ke sebuah perusahaan, di mana salah satu HRD-nya berkata pada saya, “Sebenarnya kita memang perlu memilah-milah pekerjaan karena pastinya semua orang menginginkan pekerjaan yang memadai yang terlihat bergengsi, tapi saat kita menyadari kemampuan kita masih belum mampu, sebaiknya mencoba sesuatu yang lain”. Saat itu aku hanya manggut-manggut mengiyakan tanda setuju. Kemudian ada seorang pegawai muda yang menjaga salah satu booth sebuah Bank besar, berkata “saya dulunya melamar sebagai Teller loh mbak, kemudian karena kinerja saya bagus, saya di angkat ke bagian ADP”.

Ada lagi satu hal “kebodohan” saya, hahahaha.
Entah kenapa saya selalu tertarik untuk melamar pekerjaan yang berbau internasional ataupun yang pekerjaan yang berkualifikasi “Fluent english oral or written”. Oke kali ini saya kepedean, karena sebenarnya bahasa inggris saya masuk dalam kategori pasif, saya bisa untuk reading, written and listen, but i’m not good in speaking. Saya merasa pronoun saya weak, makanya saya engga pede kalo harus speak english karena nantinya terdengar berantakan. Belum lagi masalah grammar saya yang memang kacau. Hehehehehe. Setelah mendapat pengalaman saya di wawancara in english tapi bukan english interview yang umum, dan hasilnya memang cukup menampar saya karena di bilang, “you’re not good in english but why you so brave apply this position”. Yang lebih parah lagi adalah komentar “not all International Relation student good in english”. Oke. Fin. :)

Dari pengalaman-pengalaman itulah saya berusaha kedepannya memilih pekerjaan dengan sangat cermat melihat kualifikasinya dan tidak langsung apply gara-gara ada tulisannya “any major or any disipline”. Saya juga menyadari bahwa saya tidak harus seperti kakak saya, saya mungkin boleh mencontoh usahanya yang gigih, tapi saya tidak boleh keukeuh harus seperti kakak saya karena saya sendiri sebenarnya masih belum mampu. Walopun saya tetap meng-apply dalam posisi MT, MDP, ODP, tapi saya tidak terpatok untuk posisi2 itu saja, saya tetap melihat lowongan lainnya yang sesuai dengan kemampuan saya, karena saya yakin pengalaman adalah guru. Dan pengalaman itulah yang akan menempa diri saya kedepannya, dan bisa saja saat saya memulai dari bawah saya bisa terus menanjak dan akhirnya keinginan saya untuk berada di atas bisa tercapai. Amin.

1 komentar:

  1. tetep semangat ya dear.. rejeki udah ada yang ngatur, tinggal usaha dan doa. semangat!! :D

    BalasHapus